Berlatih Gulat Sejak SD, Antarkan Hamka Sang Atlet Kalimantan Timur Sabet Emas
3 min readMEDAN | Intipos.com – Kesulitan ekonomi keluarga yang dirasakan sejak kecil, membuat Hamka, atlet Gulat asal Kalimantan Timur berusaha untuk bisa hidup dengan ekonomi lebih baik.
Untuk itu Hamka berjuang keras.Sejak kelas lima Sekolah Dasar (SD), waktunya sudah dihabiskan untuk berlatih di cabang olahraga (cabor) Gulat.
Hamka saat itu memilih menjadi pegulat karena dapat dorongan dari om nya bernama Muslimin.
Momen itu tidak sengaja saat dirinya membantu sang ibu mengantar makanan katering di Anggar Gulat milik omnya itu.
Lalu om nya itu menyuruh dia melihat-lihat dahulu orang berlatih Gulat tersebut.
Kalau tertarik, Hamka boleh ikut berlatih.
Melihat orang berlatih, Hamka mengaku lama-lama tertarik dan ikut latihan di sore hari.
Demi bisa latihan, Hamka yang tinggal di Palaran seminggu sekali mengaku menumpang naik kapal klotok sebuah perusahaan ke Samarinda dengan jarak tempuh dua jam.
“Dorongan untuk keluar dari jerat kemiskinan, membuat saya menjalani latihan Gulat dengan serius. Berharap dengan jadi atlet Gulat dan juara, ekonomi saya bisa lebih baik,”ujar Hamka di Binjai, Rabu (18/9/2024).
Prediksi Hamka tidak meleset, ekonominya mulai membaik setelah menjadi atlet Gulat.
Kini dia bukan saja jadi tulang punggung keluarga, tetapi juga harus menghidupi layak istri dan dua anaknya.
“Perolehan Medali Emas di PON (Pekan Olahraga Nasional) XXI ini juga kembali menjadi berkah bagi saya dan keluarga” katanya.
Pada kejuaraan PON XXI 2024 yang berlangsung di Gedung Olahraga Nasional (GOR) Binjai, Sumut
Hamka memperoleh Medali Emas di Kelas 65 kilogram.
“Alhamdulillah dari tidak ada, sekarang dikasih Allah sedikit berada, bersyukur sekali,” katanya.
Hamka sudah 18 tahun menjadi pegulat dan waktu yang panjang itu membuat mentalnya tidak pernah ciut walau dia menyadari memiliki kelemahan di tinggi badan.
“Basic orang luar inikan besar-besar tubuhnya, kita orang Kaltim kan kecil-kecil,” katanya.
Hamka menegaskan, dia tidak akan menyerah dan tetap setia menjadi pegulat jika masih diberi kepercayaan, karena lewat olahraga itu membawa pengaruh besar ke kehidupan ekonominya.
Dari Gulat Hamka bisa dapat uang ke luar kota dan luar negeri untuk bertanding.
//Penghargaan Pertama//
Hamka menceritakan kemenangan pertama saat mengikuti Piala Wali Kota Kelas 32 kg dan ketika itu dia masih duduk di bangku kelas enam SD.
Hadiahnya trophy dan piagam. Dia juga dianugerahi sebagai atlet terbaik.
Kemenangan nya pun terus berlanjut saat mengikuti kejuaraan Samarinda Pos 2005 dengan memperoleh medali perunggu.
Pada 2019, dia pun mendapat medali emas pertamanya saat Kopnas 2019 di Yogyakarta di Kelas 51 kg.
Dihitung, sudah tiga kali Hamka berpartisipasi kejuaraan PON, pertama di Jawa Barat membawa pulang Emas di Kelas 62 kg.
Kemudian PON Papua, walau tidak berprestasi dan sekarang di PON 2024, Hamka menyabet Emas di Kelas 65 kg.
Untuk bisa ke Kelas 65 kg, Hamka mengaku sempat melakukan diet ketat dan itu perjuangan luar biasa, karena sebelumnya dia di Kelas 77 kg.
Untuk bisa menang, Hamka dikirim pelatihnya ke Korea Selatan (Korsel) untuk latihan intensif sebulan dengan atlet internasional.
Dia pun sudah menyabet predikat Juara 1 di PON 2024 dan targetnya bisa mengikuti Sea Games 2025.
“Saya tidak nyangka menang, karena sudah berpikir kalah melihat postur lawan lebih tinggi, namun saya berusaha mengejar point dan itu ada nilainya,”ujarnya.
Hamka akan tetap menjadi pegulat selama masih diminta menjadi tim.
Dia berterima kasih ke keluarga dan masyarakat Kalimantan Timur yang telah memberikan semangat dan mendukungnya terus. (IS)