BNPB Usulkan Vetiver untuk Cegah Longsor Tepi Sungai di Sumut
3 min readINTIPOS | TEBING TINGGI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menggunakan tanaman vetiver (akar wangi) sebagai solusi untuk mencegah bencana banjir dan longsor tepi sungai di wilyah Sumatera Utara (Sumut). Akar wangi atau narwastu merupakan sejenis rumput yang berasal dari India yang dapat mencegah tanah longsor, erosi, serta menjaga kestabilan tanah.
Tumbuhan ini juga dapat tumbuh sepanjang tahun dan dikenal banyak orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian dan digunakan para ahli medis untuk mengobati sejumlah penyakit. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae dan masih sekeluarga dengan serai atau padi.
Demikian disampaikan Kepala BNPB Doni Monardo yang mengunjungi Tanggul Sungai Padang Tebing Tinggi, Jumat (11/12), bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, beserta rombongan BNPB yakni Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Sosial (Kemensos). Doni mengatakan revitalisasi pinggiran Sungai Sei Padang juga nantinya harus dibarengi tanaman akar wangi.
baca juga : SMKN 1 Donorojo Gelar Job Matching Untuk Pertama Kalinya Di Kabupaten Pacitan
“Berdasarkan hasil riset, akar tanaman ini sangat kuat dengan panjang mencapai 6 meter, serta kekuatannya seperenam dari serat baja dan ini sudah diakui sebagai salah satu upaya yang lebih mudah dalam mencegah terjadinya longsor. Ini juga akan kita tanam bersama konstruksi buatan manusia,” ucap Doni Monardo, di Rumah Dinas Walikota Tebing Tinggi, Jalan Mayjend DI Panjaitan Nomor 37 Tebing Tinggi.
Dijelaskan Doni, langkah selanjutnya yang diambil untuk jangka panjang yakni program penanganan terintegrasi mulai dari hulu, tengah dan hilir muara yang akan dilakukan normalisasi akibat sedimen yang terjadi. Ini semua akan melibatkan kerja sama seluruh kementerian dan lembaga yang berhubungan dengan penanganan sungai ini.
Selain itu, Doni juga meminta pada Pemda, dibantu TNI dan Polri harus dapat menyosialisasikan dan memberikan edukasi pada masyarakat perihal mengubah perilaku dengan menghargai lingkungan dengan tidak lagi menebang pohon di hulu, membuang sampah serta limbah keluarga di sungai. Perubahan perilaku ini menurut Doni adalah kunci agar sungai dapat lestari dan bencana tidak terjadi.
“Oleh karena itu penting sekali kerja sama dengan tokoh agama, adat dan lainnya untuk mengampanyekan ini, agar masyarakat tersentuh. Kalau hanya berpangku pada pemerintah ini tidak akan bisa dilakukan dalam mengubah prilaku masyarakat,” katanya.
baca juga : https://siberindo.co/11/12/2020/dpd-soroti-satu-kampung-golput-lantaran-belum-dialiri-listrik/
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada kesempatan itu menyambut baik rencana penggunaan tanaman akar wangi guna mencegah longsor di tepian sungai di Sumut. Edy berharap rencana tersebut agar segera ditindaklanjuti oleh seluruh pemerintah kabupaten/kota di antaranya Batubara, Tebing Tinggi, Serdang Bedagai (Sergai), dan Deli Serdang serta Kota Medan yang melintasi alur sungai tersebut.
“Mari kita bersama-sama melakukan manajemen yang pernah dilakukan Pak Doni, agar bisa kita lakukan di sini. Maka kita mulai dari Simalungun, Batubara, Tebing Tingi, Serdang Bedagai hingga ke muara. Saya mohon arahan apa yang harus kita lakukan. Kalau Pemprov dan kabupaten/kota yang mengalokasikan seluruh anggaran untuk mengatasi sungai ini, nantinya juga akan menyalahi aturan karena ini merupakan kewenagan pusat,” ucap Edy Rahmayadi.
Kepala BNPB Doni Monardo juga menggelar rapat tentang banjir bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Walikota Tebing Tinggi, Bupati Sergai, Batubara, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Kominfo Sumut Imran Oemar, Dandim, Kapolres serta OPD lainnya.
Di akhir kegiatan BNPB juga memberikan bantuan pada Pemprov dan 10 kabupaten/kota berupa uang sebesar Rp500 juta untuk kabupaten/kota dan Rp1 miliar untuk Pemprov Sumut. Kabupaten/kota yang menerima yakni Tebing Tinggi, Binjai, Tanjungbalai, Deli Serdang, Sergei, Langkat, Medan, Labuhanbatu Utara, Asahan dan Batubara.(intipos/red)