Anggota DPRD Medan Respon Kritik Warga tentang Gapura di Batas Kota
2 min readMedan | intipos.com – Warga Suku Karo di Kota Medan, mengkritik pembangunan Gapura Batas Kota di Kecamatan Medan Tuntungan yang tengah dalam proses revitalisasi. Pasalnya usai direvitalisasi, ornamen ‘kepala kerbau’ berikut tanduknya tidak terlihat di atas Gapura berbentuk rumah adat suku karo tersebut.
Saat ini, gapura dipintu gerbang Kota Medan dengan perbatasan Kabupaten Deli Serdang menuju Kabupaten Karo, tepatnya di Jalan Jamin Ginting Simpang Tuntungan itu, tampak berbeda. Pasalnya, di atas gapura berupa Rumah Adat Karo yang sedang dalam proses penyelesain itu hanya terdapat ornamen berbentuk ‘tanduk’ saja, tanpa ada kepala kerbau layaknya rumah adat karo.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Medan, Daniel Pinem, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Perkim untuk segera mengganti ornamen yang hanya berbentuk ‘tanduk’ tersebut menjadi ‘kepala kerbau’ lengkap dengan tanduknya di atas gapura berbentuk rumah adat karo tersebut.
“Kita minta agar ornamen di atas Gapura tersebut segera diganti dengan ornamen Kepala Kerbau. Tentunya kalau kepala kerbau ada tanduknya, bukan cuma tanduk tapi tidak ada kepala kerbau seperti saat ini,” ucap Daniel Pinem, Rabu (22/3).
Dikatakan Daniel yang juga merupakan tokoh karo di Kota Medan, ornamen tersebut harus segera diganti dengan kepala kerbau. Pasalnya, setiap rumah adat karo memang memiliki ornamen kepala kerbau diatasnya. Rumah adat karo lengkap dengan kepala kerbau itu merupakan identitas diri suku karo.
“Jadi rumah adat karo itu memang harus ada kepala kerbau diatasnya, itulah identitas suku karo. Kalau tidak ada kepala kerbau diatasnya, ya bukan rumah adat karo namanya. Sementara, gapura yang dibangun (di Medan Tuntungan) itu tidak ada kepala kerbau diatasnya. Jadi sekali lagi kita minta agar ornamen yang ada saat ini di atas gapura itu segera diganti dengan ornamen kepala kerbau, agar identitas suku karo tidak hilang dari gapura itu,” ujarnya.
Dijelaskan Daniel yang merupakan Anggota DPRD Medan dari Dapil Medan V (Medan Sunggal, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Polonia, dan Medan Maimun) itu, Guru Patimpus Sembiring Pelawi merupakan pendiri Kota Medan. Sementara, Kecamatan Medan Tuntungan merupakan perbatasan Kota Medan dengan Deliserdang sekaligus pintu masuk dari Kabupaten Karo.
“Kota Medan merupakan kota multi etnis, dan identitas Kota Medan tidak terlepas juga dari suku karo. Identitas-identitas seperti ini tidak boleh hilang, karena ini salah satu kekayaan Kota Medan. Kita harap Dinas Perkim segera menindaklanjuti hal ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, warga suku karo tampak menyampaikan kiritikannya di media sosial atas pembangunan Gapura Batas Kota di Kecamatan Medan Tuntungan tersebut (01)