Syaiful Syafri : Pembentukan FKPPS Untuk Membantu Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Sumut
2 min readMedan | Intipos.com – Mantan Kadis Pendidikan Sumut 2010 – 2014 Drs Syaiful Syafri MM, menyatakan bahwa pembentukan Forum Komunikasi Peduli Pendidikan Di Sumatera Utara ( FKPPS ) merupakan hasil dari diskusi dan kajian sejumlah Ilmuan bersama para pelaku dunia pendidikan di Sumatera Utara.
Awalnya pelaku pendidikan turun ke daerah untuk diskusi dengan para pelajar dan guru serta kurikulum maupun metoda pengajaran yang dipergunakan, disamping sarana ajar lainnya, kata Syaiful didampingi Edwar Sinaga kepada awak media, Jumat 03/11 di Wisma Tosim Jln Ngumban Surbakti Medan.
Beberapa daerah juga di surve tentang Angka Partisipasi Sekolah ( APS ), Angka Partisipasi Murni ( APM ) dan Angka Partisipasi Kasar ( APK ) tentang pendidikan, sehingga Edwar Sinaga SH, mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Mengambil kebijakan bertemu dengan sejumlah Ilmuan dan pelaku pendidikan di Sumut.
Pertemuan yang dihadiri DR Murbanto Sinaga, M.Si, Dra Juniar, M.SI, Antea Hutauruk, Bambang Siswanto, M.Si, Ike Kesumawati Daulay, Haryati Elida, Mimi Heriati, M. Ahyar, Rahman dan sejumlah pelaku pendidikan melalui zoom meeting, maka FKPPS dibentuk untuk membantu Pemerintah di Sumut meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam pertemuan dibahas ahli perencanaan dan Dosen dari salah satu Perguruan Tinggi DR Murbanto Sinaga M.Si bahwa peringkat pendidikan di Sumut tidak seharusnya menurun, karena lembaga pendidikan di sumut banyak yang paporit dan keilmuan putra daerah cukup baik.
Menurunnya peringkat kualitas pendidikan di Sumut tentunya tidak terlepas dari manajemen internal jajaran Dinas Pendidikan, pelayanan terhadap hak guru, keterlambatan anggaran dan penempatan para Kepala Sekolah yang tidak sesuai dengan Kompetensinya.
Sementara itu DR Parapat Gultom M.Eng yang juga Dosen Pasca Sarjana USU menjelaskan bahwa menurunnya peringkat pendidikan di sumut banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain faktor perubahan maupun kemajuan tehnologi dan proses pembangunan.
Perubahan tidak tidak sejalan dengan reformasi pendidikan, dan para guru juga tidak memperbaiki strategi mengajar, penggunaan tehnologi, maupun metoda pembelajaran, sehingga terus terjadi ketertinggalan, kata mantan manajer USAID ini.
Diskusi yang berkembang, oleh Bambang Siswanto dan Ike Kesumawsti Daulay menyoroti pendidikan PAUD dan Sekolah Dasar, sedangkan Juniar menyoroti pendidikan, Sekolah Menengah, Antea Hutauruk dan Elida dari aspek pelayanan satuan pendidikan sedangkan Ahyar dan Rahman dari aspek kesejahteraan guru.
Akhir pertemuan, Edwar Sinaga dan sejumlah Ilmuan serta para pelaku pendidikan ini, akan mengkaji ulang tentang upaya sumbangsih nya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut ini (01)