Industri Rumahan Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 min readMEDAN | INTIPOS.COM – Industri rumahan dituntut mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengembangkan usaha. Apalagi pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan terwujudnya Revolusi Industri 4.0, yang mensyaratkan pemanfaatan TIK secara maksimal.
Protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang mengharuskan masyarakat menjaga jarak dan mengurangi aktivitas di luar rumah, mengakibatkan kegiatan jual beli secara langsung dengan bertatap muka menjadi berkurang drastis. Untuk itu, industri rumahan sudah seharusnya memanfaatkan teknologi informasi seperti media sosial hingga e-commerce.
Baca juga : PTPN IV Implementasikan Teknologi Digital di Bidang Human Capital
Baca juga : https://siberindo.co/23/09/2020/otoritas-turki-selidiki-kematian-jurnalis-ternama-as-andre-vltchek/
“Revolusi Industri 4.0 semakin cepat tercapai karena pandemi Covid-19. Kita semua dituntut untuk menggunakan teknologi informasi. Kalau kita tidak menggunakan ini, sangat terbatas kemampuan kita,” kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) R Sabrina saat membuka acara bertajuk ‘Penguatan Industri Rumahan Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi’, di Gedung Binagraha Pemprov Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Kamis (24/9).
Sabrina mengajak para pelaku industri rumahan yang hadir agar lebih kreatif dalam memanfaatkan teknologi informasi, khususnya dalam melakukan pemasaran produk seperti yang berhasil dilakukan banyak youtuber. “Para youtuber itu bisa karena mereka terus mencari ide kreatif. Kalau mereka bisa kenapa kita tidak?” ujar Sabrina.
Dikatakan Sabrina, para pelaku industri rumahan kebanyakan perempuan dan sebagian besar belum menggunakan teknologi informasi. Karena itu, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan pelaku industri rumahan, terutama yang terdampak pandemi Covid-19.
“Jadi pemberdayaan ekonomi industri rumahan ini tidak hanya meningkatkan status ekonomi keluarga, namun juga memperkuat ketahanan keluarga, serta kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga dan ekonomi daerah,” kata Sabrina.
Entrepreneur yang juga pendiri Mobil Wisata Edukasi Entrepreneurship (MOWIEE) Alween Ong mengatakan tentang pentingnya para pelaku industri rumahan memiliki toko luar jaringan (offline) dan dalam jaringan (online). Menurutnya, wirausaha tidak hanya harus memiliki toko dalam bentuk fisik saja, toko daring juga sangat penting di masa pandemi Covid-19 ketika pengunjung toko berkurang.
Alween menyampaikan ada beberapa media yang bisa digunakan, mulai dari Instagram, Facebook hingga Youtube. Alween juga mengimbau agar para wirausahawan juga mengoptimalkan mesin pencarian Google. “Sehingga pembeli bisa dengan mudah mencari toko anda di Google,” ujar Alween.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut Nurlela mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pelaku industri rumahan yang notabene perempuan mengenai pemasaran di media digital. Sehingga para pelaku industri bisa mengembangkan pasarnya pada masa pandemi Covid-19.
Kegiatan ini tidak hanya diisi dengan penyampaian teori pemasaran saja, melainkan praktik bagaimana membuat akun khusus bisnis di Google, hingga pemanfaatan media sosial. “Kita harapkan kegiatan ini dapat memberi pemahaman dan teori, namun juga praktik langsung kepada para pelaku industri rumahan ini,” ujar Nurlela.